Aryan

Jadi ceritanya nglembur malam ini bukan karena ngerjakan project yang uber2an deadline, tapi tugas yang uber2an deadline.. hahaha... Jadi ceritanya kemaren itu UAS dan ternyata UASnya itu "take home" sak pemahamanku sih digarap nang omah gitulah, selama mata kuliah multimedia ini saya hanya bisa hadir beberapa kali, dan saya yakin betul kalau dosen multimedia Pak Sopingi pasti ndak akan nerima Tugas yang saya kerjakan karena absensi yang kurang alias banyak bolongnya. Tapi saya sudah terlanjur punya kelompok untuk tugas ini, dan sayapun juga ndak enak jika akhirnya harus nggak ikut ngerjakan tugas dan otomatis kelompok yang harusnya 3 orang hanya tinggal 2 orang saja, apa lagi mereka statusnya bekerja. Semenjak pindah kelas karyawan / week end saya banyak mengalami banyak masalah di kampus, mulai dari Sistem Informasi Akademik yang bentrok, Jadwal yang harus cari sendiri, Biaya, Ngecek nilai juga sekarang jadi susah, dan lain sebagainya. Maka dari itulah saya sering

Ingat, ini kontroversial.. ada pro dan kontra.. tidak ada yang mutlak benar dan tidak ada yang mutlak salah.. tergantung keyakinan masing - masing hingga sampai ditemukan yang benar - benar "benar". Kalau membahas hal yang sifatnya kontroversial itu jangan hanya bahas benarnya sendiri, lihat juga dari sudut pandang yang lain.. Ketika sudah terbukti mana yang benar dan mana yang salah, maka bukan menjadi sebuah kontoversi lagi. Maka yang berada pada posisi salah harus mau mengakui ke khilafannya.. kalau masih ngotot dengan kesalahannya berarti memang dialah "pecundang" yang tidak siap menghadapi kekalahan.

Pengin punya kamera, udah ku catat sebelumnya disini sudah tak peduli lagi ini resolusi yang tertunda, tertukar atau opolah mbuh yang penting kelaksanan. Awalnya pengin ngangkut Fujifilm s4500, tapi setelah dipertimbangkan lagi dan setelah lama ini numpang makai kamera punya Cipto dan Andri yang juga Finepix s4500 kok aku ternyata kurang PD ya pakai kamera yang bentuknya masih kayak kamera PRO... Pilihannya tetap di prosumer, pertimbangannya ya jelas karena saya bukan photographer, dan belum punya impian untuk menjadinya. Apalagi dengan segala macam keribetan "ngopeni" kamera PRO seperti DSLR / Mirrorless bikin saya tambah males beli kamera PRO wong gunanya cuman buat foto foto gak penting aja hehe.. Dan jatuhlah pilihan saya pada Canon PowerShot SX700HS, kamera yang GUE banget menurut saya sendiri. Desain masih seperti kamera digital (Camdig) biasa, tapi yang bikin kamera ini gue banget adalah dari sensornya yang "lumayan" minim terjadinya fenomena nois saat

add this to your wp-config.php file define('FS_METHOD', 'direct');

Kalau saya sih simple gini aja... cukuplah ruang kecil dibawah anak tangga + tempat nonton sinetron naga terbang.

Buka terminal kemudian masuk sebagai super user lalu masukkan 3 perintah berikut ini satu persatu sudo add-apt-repository ppa:nilarimogard/webupd8 sudo apt-get update sudo apt-get install indicator-netspeed Logout dulu kemudian login lagi untuk melihat hasilnya.

Aryan.ngrambe.net - Jika menemukan notifikasi E: Unable to lock the administration directory /var/lib/dpkg/lock? gara gara ngebuka Software Center trus niatnya mau pakai apt-get install :D sudo rm /var/lib/dpkg/lock

Kenapa baju distro dijual lebih mahal dari harga produksi sebenarnya hingga mencapai harga berkali kali lipat? Yang mahal adalah pencapaian menuju "brand". Merek tersebut tak mungkin terkenal tiba-tiba. Karena yang tiba-tiba terkenal lebih sering tiba-tiba tenggelam. "Easy come easy go". Maka butuh konsistensi agar "brand" mengakar. Distro (yang benar2 "distro" ) memiliki daya saing dengan dengan pabrikan yang berkualitas. Sebagai contoh pabrikan adalah yang kita jumpai di mata*****hari. Segmentasi usia boleh sama. Tapi idealismenya tentu berbeda. Distro melayani manusia yang butuh pakaian yang "limited" atau tidak pasaran. Ini yang saya bilang konsistensinya. kita tentu sama tahu bagaimana rasanya bertemu seseorang yang bajunya sama persis dengan yang kita pakai saat itu. Banyak yang cuek tapi tidak sedikit yang merasa risih. Distro menjawab kebutuhan itu dengan mengambil resiko biaya produksinya per item menjadi lebih besar diba