Sang Pemungut Sampah..

Aku terbangun, entah jam berapa.. rasanya tak seperti biasanya aku bangun jam segini, oh aku lapar.. naluri seorang manusia setengah normal. Pergi keluar dari rumah ku kayuh sepeda berharap masih bertemu dengan "angkringan" yang masih menjaga malam..
Sekitar 20 menit kemudian..
Aku bahkan tak menemui satupun penjual makanan selama perjalanan, jangankan angkringan yang masih menjaga malam.. tukang sate yang menjaga subuhpun tak ku temui.. entah apa yang sedang terjadi malam ini.. lelah mengayuh sepeda akhirnya menemukan 1 gerobak sate dengan asap mengepul dan seorang tua lusuh dengan beberapa kantong plastik ukuran "BESAR" dengan tatapan kosong nampak beliau juga sama laparnya denganku..
Memesan 1porsi sate spesial tanpa bawang merah..
Aku mengamatinya seorang lelaki setengah baya tadi dengan rasa penasaran.. "Oh seorang pemungut sampah.." kataku dalam hati. Aku bisa saja tak perlu memperhatikan sekelilingku dan hanya menunggu sateku jadi kemudian aku pulang dan menyantapnya bak macan kelaparan, tapi kali ini tidak.. Yak... ini adalah pelajaran hidup yang "mungkin" tidak akan ku dapatkan di sekolah, dikampus, dikamar..
bekerja keras itu.....
Kadang aku berfikir, seberapa hinanya seorang pemungut sampah jika dibanding dengan orang sehat yang menengadahkan tangannya di emperan toko, dipusat-pusat wisata, atau yang di perempatan lampu merah? mereka bahkan "maaf" sama lusuhnya?

Lamunanku sejenak berhenti seketika saat lelaki setengah baya itu menyodorkan beberapa lembar uang kepada tukang sate.. "Suwun pak niki susuke.." kata tukang sate dengan sopan. Kemudian lelaki itupun berlalu dengan beberapa kantong plastik yang salah satunya berisi berbagai macam botol bekas air mineral..

Saya mencoba melihat dari sudut pandang yang "sedikit" berbeda, lelaki setengah baya ini adalah sosok yang sangat hebat, orang yang tak mau menyerahkan kehidupannya kepada orang lain selama pundaknya masih mampu dan tangannya masih sanggup memungut botol bekas di kotak sampah lalu menukarnya jadi beberapa keping rupiah.
10 menit kemudian..
Sate yang ku pesan sudah jadi, tiba-tiba mas tukang sate ini nyeletup "Bapak e tadi ndak mau lho mas kalo saya kasih sate gratis.." kata tukang sate sambil menyodorkan sate pesananku, dan aku mengerti sepenuhnya maksud penyampaian pesan tersebut.

Bahkan disekitar anda masih ada orang yang hidup dari hari kehari.. bekerja keras.. tak kenal waktu.. jangankan untuk memikirkan masa depan, mereka bahkan sudah sangat sibuk memikirkan "besok mau makan apa" namun disisi lain masih saja ada orang sehat dan mampu bekerja tapi NGEMIS! apa ngemis ini pekerjaan? iya.. gajinya melebihi UMR lho.. #fak!
cicilan motor kapan kelar nih..
Ah sudahlah.. kalo kata @babecabiita‎ aku sampai dirumah.. dengan sate belum ku makan.. mataku terbelalak pada jam dinding yang menunjukkan puku 02.25AM #omegod "ya pantesan sepi amat" gerutuku sembari melampiaskan emosiku ke bungkusan sate..
Belum tau ini mau ku makan sama tusuk sate+bungkusnya sekalian atau begimana..
Aku makan. Selesai.

Komentar

  1. Hem..memang dunia ini penuh pelajaran bagi orang-orang yang mau berfikir. Membahas masalah kemiskinan memang miris kalau ditelurusi. Ada yang mampu tapi memilih jadi pengemis, sebaliknya yang tidak mampu tapi tetap semangat selama masih bisa melakukan sesuatu yang menghasilkan dan tidak meminta atau tidak mau menerima pemberian dari orang lain selama masih punya cukup tenaga untuk bekerja. Orang miskin bisa lebih mulia dari orang berpunya jika yang miskin selalu bersyukur dengan yang dia dapat dan selalu yakin Tuhan pasti akan memberikan rezeki jika kita mau berusaha walau hasilnya hanya untuk makan sehari saja. Manusia di dunia memang dasarnya pengen sesuatu yang lebih, lebih dan lebih. Kadang merasa kurang itu malah membuat diri menjadi miskin. Miskin syukur.. :) nice artikel :') Semoga kita termasuk dalam orang yang kaya akan syukur.. amiin :)

    BalasHapus
  2. @Hany : Iso lho kui..

    @Singdoenegoro : Hash... nyepam tok.. komen e nggak di fb nggak di blog cuman "isoh hlo kuwi..." :p

    BalasHapus
  3. hu uh..pak guru ngajari nyepam ini.. :D

    BalasHapus
  4. Betapa kagumnya aku terhadap sosok seorang bapak yang bekerja keras demi menjalani kehidupannya, lebih suka sosok seperti itu dari pada *maaf* pengemis yang hanya sukanya minta-minta (ya meskipun dapat penghasilannya lebih banyak). Namun yang kunilai bukan dari hasilnya, tapi semangat bekerja kerasnya itu. Dan juga tidak menggantungkan nasibnya kepada orang lain, semoga rejeki sang bapak lancar. aamiin

    BalasHapus
  5. Pemungut sampahnya KEREN, dia mau di gratisi tapi nggak mau :D.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya kalo saya sih seneng2 aja di gratisin... :p

      Hapus
  6. sekarang ini ngemis bukan aja dijadiin profesi, mala dijadiin ladang bisnis, hahahahahaha, dasar tu preman

    BalasHapus
  7. wah masnya bisa maen debus ya? mau makan sate sama tusuk2nya segala :D
    Oia saya salut banget sama si pemungut sampah itu, semoga semakin banyak orang2 Indonesia yang tetap menjaga harga dirinya :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Merubah Tampilan Pada NOKIA N-GAGE QD & CLASIC

Cara mengatasi User-defined type not defined Visual Basic 6.0